Minggu, 13 Februari 2011

Penyakit Kobodahan

Anakku tercinta,
Penyakit kebodolon itu ada empat macam; yang bisa diobati hanya satu; selebilanya tidak bisa diobati. Penyakit kebodohan yang bisa diobati menimpa pada orang yang haus petunjuk dan tuntunan Ilahi. Ia berakal sehal. memiliki pemahaman, dan tidak terpengaruh oleh sifat iri dan dengki. Ia juga tidak berambisi untuk memegang kepemimpinan dan menduduki kursi kekuasaan. Ia tidak terbius oleh hartadunia dan kemegahannya. Semata-mata, ia hanya mencari jalan lurus. Ia mengajukan pertanyaan dan berdebat semata-mata mencari ridla Allah Swt. Semua itu ia lakukan tanpa kedengkian dan iat untuk menjatuhkan atau menguji pihak lawan bicara. Oleh karena itu, jika kamu bertemu dengan orang yang semacam itu, jawablah perlanyaannya dengan serius dan mendalam. Kamu bahkan wajib memberikan penjelasan kepadanya sehingga ia paham.
Adapun tiga penyakit kebodohan yang tidak bisa diobati adalah pertama, menimpa orang yang suka bertanya dan berdebat disertai dengan perasaan dengki dan iri hati. Ia tidak akan menerima kete­ranganmu, sekalipun kamu sudah berusaha men­jawab pertanyaannya dengan bijak. jawaban yang kamu berikan hanya akan menambah kedengkiannya, bahkan bisa meningkat menjadi permusuhan. Cara yang paling baik dalam menghadapi orang seperti ini adalah dengan tidak menghiraukan segala per­tanyaannya. Dalam sebuah syair didendangkan dengan indah:
Segala kata ada jawabnya,
setiap gayung ada sambutnya
segala penyakit ada obatnya,
sepanjang bukan dengki pangkalnya
Sebaiknya kamu berpaling dari orang-orang yang hasud. Biarlah ia mengumbar nafsu hasudnya. Tidak perlu kau tanggapi perilakunya. Allah Swt. berfirman, Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi (QS Al-Najni [53]: 29). Orang yang hasud dalam segala perkataan dan perbuatannya hanya menya­lakan api yang akan membakar amal kebajikan yang telah ia lakukan. Rasulullah Saw. bersabda, "Hasud akan membakar amal kebajikan sebagaimana api membakar kayu bakar."
Kedua, penyakit kebodohan yangmenimpa orang dungu. Penyakit ini tidak mungkin bisa diobati, seperti yang telah ditegaskan oleh Nabi Isa a.s., "Sesung­guhnya aku tidak merasa lemah menghidupkan kembali orang yang telah mati. Tetapi, aku merasa lemah dan tak berdaya untuk mengobati orang dungu. "
Orang dungu adalah orang yang belum cukup memiliki ilmu pengetahuan—ilmu 'aqli (rasional) dan ilmu syar`i (hukum Islam)—telapi ia sudah berani bertanya dan berdebat dengan orang yang lebih alim. Bahkan, is berani membantai ilmuwan yang mempunyai wawasan luas. Orang dungu ini bersikap mesa bodoh. Ia mengajukan pertanyaan yang tidak mendasar dan dibuat-buat. Hal ini sangat berbahaya, dan jika kamu jawab pertanyaannya, hal itu hanya akan membuang-buang waktu
Ketiga, penyakit kebodohan yang menimpa orang yang berambisi menjadi pemimpin. Setiap perkataan yang datang dari pembesar, ia pegang dengan serius. Ia juga suka menjilat para sahabatnya. Padahal, jiwanya kosong dari pemahaman. Ia sengaja me­ngemukakan pertanyaan yang beraneka macam, padahal ia tidak bisa menangkap dan menghayati jawaban dari pertanyaannya sendiri. Rasulullah Saw. bersabda, "Kami, dari golongan para nabi, diperintah agar berbicara kepada umat manusia sesuai dengan tingkat pemahamannya. " Tiga pe­nyakit yang tidak dapat diobati itu terdapat pada orang yang otaknya beku dan hatinya buta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar